Anisa AE - Punya karya dan pingin masuk ke toko buku? Pasti banyak yang menginginkan hal itu. Terkadang banyak penulis juga yang tidak mau ke mayor karena tidak sesuai dengan idealitas penulis. Ada juga yang tidak mau karena judul diubah, isi diubah, dan lain sebagainya.
Namun, banyak juga penulis yang ke mayor dengan alasan distribusinya sampai seluruh Indonesia. Sedangkan jika indie, distribusinya hanya via online atau beberapa toko di kota tertentu, sesuai dengan budget.
Saat ini, hanya dengan mencetak 200 eks saja secara indie, buku sudah ada di toko buku Gramedia dan Togamas. Bagaimana prosesnya? Pertama, penerbit mengirimkan contoh ke distributor. Oleh distributor ditawarkan ke banyak toko buku (Gramedia, Gunung Agung, Togamas, dls), setelah beberapa hari, pihak toko buku menghubungi distributor untuk meminta buku dengan jumlah eks dan judul tertentu.
Di sini, jelas yang menentukan harga adalah penulis. Untuk menentukan harga, biasanya biaya cetak 1000 eks di kali 5. Misalnya saja buku dengan 200 halaman, biaya cetaknya 11.000. Maka harga buku adalah 55.000. Ini adalah harga buku standar. Berlaku untuk penerbit indie maupun mayor.
Nah, bagaimana pembagian untung rugi dengan distributor? Misalnya dengan 200 halaman tadi, saya menyarankan untuk cetak 500 eks. Kenapa 500 eks? Ini untuk antisipasi jika buku tidak terjual di toko buku, minimal bisa kembali modal.
Langsung kita mulai hitungannya untuk cetak 200 halaman, ya? (Baca selengkapnya)