Latest News

Masih Nganggur? BACA INI!




Anisa AE - Ini pengalaman pribadi yang kayaknya memang harus saya share semata-mata demi kemaslahatan para pencari kerja. Sebuah konklusi baru yang saya temukan, tentang salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka pengangguran di Indonesia. Bukan lagi masalah skill angkatan kerja yang minim, bukan juga standard kualifikasi penyedia lapangan pekerjaan yang terlalu tinggi, tapi ini masalah ETIKA pencari kerja yang sering bikin ilfil para penyedia kerja bahkan sebelum membaca curriculum vitae-nya.

Sekitar 2 minggu lalu saya pasang lowongan kerja di OL*. 3 hari sejak iklan itu saya pasang, tercatat ada 1300 pengunjung. Tentu kemudian saya menerima banyak lamaran kerja baik yang langsung datang atau melalui email.

Nah, kebetulan saya mencantumkan nomor HP sbagai salah satu media komunikasi yang fast respon. Tapi sayangnya, banyak yang memanfaatkan nomor HP itu tidak pada porsinya. Selain itu, saya melihat gaya berbahasa yang tidak mencerminkan pencari kerja yang beretika.






Awal-awal masih saya ladeni. Lama-lama saya capek juga meladeni SMS yang terlalu mblakrak isinya. Mulai nanya alamat (padahal sudah tercantum di iklan lowongan), curhat ga' dapet-dapet kerjaan, sampe kirim biodata lewat SMS. Ppffffttttt...

Ok sepertinya saya bisa bagi beberapa tips bagaimana menjadi pencari kerja yang efektif, efisien, dan agak beretika. Cekidot!

1. Perhatikan hal-hal detail yang tercantum pada iklan lowongan kerja.
Menanyakan kembali alamat pengiriman yang sudah tercantum pada iklan, merupakan sebuah perbuatan yang merepotkan serta menguji iman dan taqwa. Catat juga tentang formasi lowongan yang sedang dibutuhkan. Jangan sampai melamar pekerjaan sebagai baby sitter untuk iklan lowongan supir taxi. Go home, dude! You're drunk!






2. Pahami tentang bagaimana mekanisme melamar pekerjaan.
Mekanisme melamar pekerjaan yang paling umum adalah mengirimkan surat lamaran kerja, curriculum vitae, pas foto, foto copy dokumen pendukung lain (KTP, ijazah terakhir, transkrip nilai, SKCK, dll). Itu sudah yang paling standard. 

Saya sempat juga menerima lamaran yang sungguh layak dipertanyakan kesungguhannya mencari kerja. Lamaran hanya mengirim biodata melalui SMS, ada juga yang melalui email, tapi asal banget isinya. Ironis .... Zaman sekarang banyak orang rajin banget main sosial media. Tapi kirim lamaran lewat email masih kagok. 

3. Buat apa nomor HP yang tercantum pada iklan?
Yang jelas bukan buat curhat, bukan juga buat kenalan, apalagi buat SMS mama minta pulsa! Bukaaaannn!!!!! Nomor HP yang tercantum pada iklan adalah media komunikasi yang fast respon, yang tentu hanya digunakan utk menanyakan hal-hal yang tidak tercantum pada iklan. Hindari menanyakan hal-hal yang kurang pantas untuk ditanyakan di tahap seleksi awal, misal : gaji, jam kerja, fasilitas, dan sejenisnya. (Baca selengkapnya)