Candi Badut |
Anisa AE - Keluarga AE sudah lama gak jalan-jalan nih, khususnya saya dan Asma yang memang tidak bisa diam di rumah. Kali ini kami ke Candi Badut. Biasanya saya dan Asma jalan-jalan sendiri hanya untuk melepas lelah atau menambah kedekatan saja. Kami memang kompak kalau soal jalan-jajan. Bahkan ada yang menganggap kalau Asma adalah adik saya, jika kami berdua saja, dan Asma tidak memanggil Bunda. Hihihi.
Saya sering ke kota Malang, tapi baru kali ini mampir ke Candi Badut. Pertama karena memang tidak ada sepeda, pas ada Rebecca, malah tak bisa keluar rumah karena ada Ilmi. Biasanya hanya di sekitar alun-alun dan stasiun. Namun saat itu kami sekeluarga punya kesempatan buat mampir di Candi Badut ini.
Candi Badut |
Kebetulan ada acara halal bihalal di rumahnya saudara dari suami. Lokasi tersebut tak jauh dari Candi Badut, hanya beberapa meter saja. Saya jelas tak melewatkan kesempatan untuk mampir di Candi Badut. Walaupun saat itu saya hanya narsis sekali karena suami mau segera keluar dari lokasi. Katanya sih gak baik bawa anak kecil ke sana, apalagi perasaannya sudah mulai tak enak ketika kami berada di pintu masuk Candi Badut.
Baca Juga : Kelip Lampu Alun-Alun Batu
Saat kami ke sana, ada beberapa rombongan yang juga ke sana. Terlihat ada mobil dan motor yang terparkir di depan pintu masuk Candi Badut. Ternyata benar, ada beberapa rombongan yang sedang berselfie ria di area Candi Badut. Ada juga dua orang yang sepertinya fotografer untuk mencari spot terbaik.
Candi Badut yang dibangun pada tahun 760 masehi ini adalah candi yang sangat membuat penasaran. Bagaimana tidak? Tiap Padang Bulan ada acara kesenian yang digelar di sana. Pas saat bulan purnama. Info itu pun saya tahu dari grup whatsapp komunitas kesenian. Kebetulan saja saya gabung di dalamnya, jadi selalu update jika ada acara kesenian dan kebudayaan. Sayangnya sikon tidak pernah memungkinkan saya untuk hadir dalam tiap acara yang dishare.
Pohon Kelampok Watu |
Candi ini disebut Candi Badut karena terletak di Dusun Badut. Tepatnya di Desa Karang Widroro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Di sini juga ada satu pohon yang tua, namanya pohon klampok watu. Sayangnya saya yang saat itu menggendong Ilmi, tak boleh ke sana oleh suami. Padahal terlihat seseorang yang bahkan memvidio pohon tersebut. Entah untuk apa.
Sepertinya ada sesuatu, hm ... membuat saya penasaran. Tapi demi Ilmi, saya pun mengalah.
Baca Juga : Makan Jeruk Sepuasnya di Kampung Jeruk
Setelah bernasis sedikit di samping Candi Badut, karena di depan candi ada beberapa orang yang asik selfie, kami pun pergi. Pulang. Hm, cuma mampir gitu doang. Sedih sih karena biasanya saya bisa foto berkali-kali di tempat baru. Tapi kali ini hanya satu foto. Iya, hanya satu. Suami pelit banget fotoinnya. Dia mah gak pernah tahu kalau itu adalah moment yang saya tunggu. Maunya cepet pulang. Padahal apa susahnya sih motret 3-5 foto aja? Hiks. (Baca selengkapnya)