Anisa AE - Kabar baik bagi para pecinta wisata Kabupaten Malang. Beberapa hari lalu, tepatnya pada Rabu, 10 Agustus 2016 sudah dibuka Pesona Desa Wisata Kabupaten Malang, lho. Puji syukur, saya bisa mengikuti acara Pembukaan Potensi Dewi (Desa Wisata) Kabupaten Malang yang berlangsung pada 7 hingga 11 Agustus 2016.
Pembukaan Potensi DeWi (Desa Wisata) Kabupaten Malang yang diselenggarakan bertepatan dengan haul desa, terbilang khidmat dan berakhir meriah. Acara ini dibuka pada 7 Agustus dengan agenda bersih desa oleh warga sekitar. Warga desa berbondong-bondong untuk bekerja bakti membersihkan desa bersama. Setelah bersih desa, dilanjutkan dengan Kirab Budaya yang dimulai pada pukul 10.00 wib.
Pada 9 Agustus, dilanjutkan tasyakuran pada pukul 19.00 wib hingga selesai. Matapencaharian masyarakat yang mayoritas adalah petani dan peternak, membuat banyak warga pria yang turut serta hadir. Begitu pula saat keesokan harinya, yakni ketika acara Kenduri Agung, begitu banyak pria desa baik kecil hingga besar yang datang berbondong-bondong datang ke balai desa. Saya dibuat takjub dengan kekompakan mereka. Di kota, sangat jarang lho, pria dewasa yang mau datang ke masjid atau balai kampung untuk bersama-sama melakukan kenduri, apalagi remaja dan anak-anak.
Nah, di Pujon Kidul, kebersamaan dan kegotong-royongan mereka sangat terasa kental. Para pria tersebut keluar rumah mereka masing-masing dengan nampan berisi nasi tumpeng beraneka lauk di atas kepala. Uniknya, ternyata nampan di atas kepala mereka tidak terbuat dari plastik atau aluminium lho, tapi malah terbuat dari pelepah pisang. Bayangkan saja, bagaimana tidak unik coba, bapak-bapak hingga lelaki remaja dan anak-anak datang berbondong-bondong menyuwun nampan pelepah pisang berjalan ke balai desa. Hihihi, ini pemandangan terunik yang pernah saya temui selain melihat wanita Bali yang menyuwun setandan buah di atas kepala.
Di tengah-tengah acara kenduri agung, sesepuh desa berdoa dan memejam harap kepada Tuhan menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. Sesepuh memohon doa agar masyarakat Pujon Kidul selalu dilimpahi rahmat dan karunia-Nya, hingga mendoakan para leluhur mereka yakni Dewi Ajeng Karsinah dan Den Panji, agar selalu mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.
Acara kenduri agung pada pagi hari itu (10/8) menjadi pengantar pembuka Pameran Potensi Desa Wisata Kabupaten Malang. Tepat pada pukul 10.30 wib, Bupati Malang Drs. H. Rendra Kresna menggunting pita merah sebagai pertanda bahwa Pameran Potensi Desa Wisata Kabupaten Malang telah dibuka dan disambut tepukan bahana warga. Diiringi dengan tiga finalis Joko & Roro, serta jajaran SKPD Kabupaten Malang, Pak Bupati berjalan melewati karpet merah, menghampiri satu per satu stand Pameran Potensi Desa Wisata yang diikuti oleh 14 Desa Wisata se-Kabupaten Malang.
Stand pameran yang berjajar dari timur hingga barat menjadi daya tarik tersendiri. Di stand-stand ini, selain bisa mendapatkan informasi unggulan berbagai tempat wisata dari Desa Wisata se-Kabupaten Malang, kita juga bisa mengetahui informasi mengenai oleh-oleh hingga makanan khas daerah tersebut. Bahkan tak jarang pula, pihak informasi tiap-tiap stand juga menyajikan data mengenai biaya perjalanan, jalur, bahkan waktu tempuh dari lokasi calon wisatawan hingga sampai di lokasi wisata. Lengkap sudah semuanya.
Dari 14 stand yang ada, salah satunya adalah stand dari Desa Wisata Pujon Kidul. Di dalam stand-nya, Desa Wisata Pujon Kidul juga menyajikan berbagai informasi mengenai produk wisata di desa tersebut. Misalnya Wisata Sumber Pitu yang terletak di ujung selatan desa. Selain Wisata Sumber Pitu, juga terdapat berbagai wisata lain seperti Wisata Sumber Galing, Sumber Salih, Bukit Amping, hingga Kebun Stroberi. Selain tempat wisata, ternyata Desa Wisata Pujon Kidul juga menyediakan Rest Area untuk para pengunjungnya, lho. Maka jangan takut kecapekan kalau datang ke sini. Kita juga bisa membeli berbagai oleh-oleh seperti stick susu, yoghurt, dan olahan susu sapi asli.
Pujon Kidul yang letaknya diapit berbagai perbukitan memang menyejukkan. Udara dingin bisa memompa semangat wisatawan yang datang. Seperti saya, meskipun saya datang bukan sebagai wisatawan, saya bisa merasakan, kesejukan udaranya membuat saya selalu ingin menjelajah tiap sudut desa. Saya yakin, jika kalian datang kalian juga pasti akan merasakan hal yang sama. (Baca selengkapnya)