Latest News

Back To Nature with Omah Mujur, Kampung Lumbung






Omah Mujur, Kampung Lumbung
Kampung Lumbung

Anisa AE - Setelah tahu alasan kenapa memilih Kampung Lumbung sebagai tempat melepas penat, pastinya pingin tahu juga dong kamar seperti apa yang kami pilih. Nah, dengan segala pertimbangan, kami memilih Villa Omah Mujur.

Kenapa Omah Mujur di Kampung Lumbung yang menjadi pilihan kami? Banyak sekali yang menjadi pertimbangan buat kami. Ya maklum saja, kami kan traveller family yang hemat. Pastinya harus mempertimbangkan banyak hal.

Pastinya alasan ini juga akan menjadi alasan kalian untuk memilih tempat ini juga. Eh, padahal masih banyak villa lain yang tak kalah kecenya dengan Omah Mujur. Kenapa Omah Mujur? Agar hidup kami juga mujur (beruntung). Hihihi

1. Dekat Kolam.
Tempatnya yang sangat dekat dengan kolam renang. Sebelahnya malah. Di sini dekat dengan kolam renang dewasa dan anak. Mama Ivon sudah gak sabar pingin renang, nyobain baju renang baru. Hahaha.

Tidak hanya kolam renang, bahkan di depan kamar, kami bisa melihat ikan yang berenang. Ada kolam ikan yang lumayan luas dengan ikan tak terhitung banyaknya di dalam sana.

Saya dan Michan melihat ikan yang berenang di kolam yang tak terlalu dalam tersebut. Asma dan Aiman juga tak mau diam, mereka berlarian ke sana-ke mari di sekitar kolam. Saya khawatir mereka terpeleset dan jatuh ke dalam kolam.

Omah Mujur, Kampung Lumbung
Di Depan Omah Mujur Kampung Lumbung

2. Suara Air Menenangkan.
Di belakang kamar kami, ada pula air terjun kecil yang mengarah ke sungai. Di sinilah suara gemericik air berasal.  Dulu saya pernah membaca kalau suara air mengalir bisa meningkatkan kinerja otak. Karena suara tersebut sangat menenangkan.

Di depan kamar, tempat kolam ikan juga airnya mengalir. Jadi dari mana-mana terdengar suara air mengalir. Berasa di pedesaan banget.

3. Tempat Santai
Di antara kamar kami ada ruangan di tengah yang bisa kami gunakan untuk bersantai ataupun sekadar bercengkerama menghabiskan malam. Macam teras gitu deh, tapi cukup luas dan bisa digunakan untuk dua keluarga. Ada dua kursi panjang dan satu meja besar, pastinya terbuat dari kayu.


Saya kemarin malam duduk di tempat ini sendirian karena suami sedang asyik bermain hape. Keluarga biru sepertinya sangat sibuk di dalam kamar. Ah, tidak sendirian. Saya ditemani secangkir nescafe hangat.

Tempat yang memisahkan dua kamar di Omah Mujur ini sangat cocok jika dijadikan mencari inspirasi. Khususnya buat penulis dan blogger macam saya, pikiran jadi makin fresh dan akan ada banyak ide yang mengalir.

Di belakang kamar kami juga ada tempat santai lesehan. Dipisahkan oleh sungai kecil. Tempat ini oke banget untuk siang dan sore hari. Dikelilingi oleh kolam ikan juga. Saya dan Michan berjalan-jalan ke tempat ini juga. Tempat ini semacam gubuk dengan kayu yang lebih oke. Tapi tetep, kalau malam lebih enak di depan kamar.

Omah Mujur, Kampung Lumbung





4. Tidak Terlalu Dingin
Di kamar ini, kata Mama Ivon tidak terlalu dingin seperti di kamar superior yang tahun lalu mereka tempati. Walaupun tempatnya jauh ke bawah, kami bisa sangat menikmatinya.

Tidak terlalu di sini bukan berarti panas  juga lho. Di sini tetep dingin walau tidak ada AC. Kamar ini sangat cocok dengan tubuh kami. Kalau agak ke atas, pastinya makin dingin. Sudah hawanya Kota Batu yang memang terkenal dingin. Beda sekali dengan Kepanjen yang panas.

Jangan khawatir, di kamar ini juga disediakan selimut tebal yang bisa menghangatkan tubuh kita jika merasa kedinginan. Biasanya beda tempat, beda suhu pula. Buat yang dari luar kota dan tak biasa dengan hawa dingin, bisa jadi kedinginan di kamar ini.

5. Back To Nature.
Di Kampung Lumbung benar-benar kembali ke alam. Beragam jenis pohon ada di sepanjang jalan, dari mulai pintu masuk sampai dengan Omah Mujur. Yup, selain pohon, tak ketinggalan juga kolam ikannya.

Eh, kamar-kamar di sini juga dikonsep yang sangat menyatu dengan alam, tapi bergaya modern. Bagaimana tidak, kamarnya terbuat dari kayu dengan berbagai macam model. Ada juga rumah pohon dan villa asmoro. (Baca selengkapnya)