\
Anisa AE - Lagi nyari update blog saya, ya? Maaf banget karena bulan ini adalah bulan yang melelahkan. Mulai dari Machin sakit, Michan sakit, dilanjutkan saya sakit. Sebenarnya saya sudah mengedraf beberapa tulisan, tapi karena foto pendukung belum ada (efek gak pernah keluar rumah) akhirnya saya tangguhkan posting.
Kali ini saya akan menceritakan tentang satu kebodohan. Ya, sangat bodoh sampai tidak menyadari ada salah satu tempat tersembunyi yang perlu saya ekspos. Sayangnya saat ini tempat itu sudah sangat tertutup, padahal saya ingin sekali mengunjungi tempat yang hanya berjarak beberapa rumah dari tempat saya ini.
Gua, siapa yang tak kenal dengan sebutan itu? Sebuah tempat yang gelap dan berada di bawah tanah. Tak hanya itu, selain gelap, juga pengap dan jarang udara masuk ke dalam. Ada banyak gua di Jawa ini. Dulu, saya pernah mengunjungi Gua Maharani dan Gua Akbar. Jika gua dirawat dengan baik, tempatnya pun bisa menarik wisatawan untuk berkunjung.
Beberapa bulan yang lalu, beberapa anak SD mungkin sekitar kelas 3-4 SD bolak-balik di depan kantor AE Publishing dengan mengendarai sepeda. Mereka terlihat kebingungan mencari alamat.
Baca Juga : Aura Gerbong Maut di Museum Brawijaya
Baca Juga : Aura Gerbong Maut di Museum Brawijaya
"Di sini mungkin," kata seorang anak sambil melihat gang rumah saya.
"Bukan di sini, agak ke sana," jawab yang lain sambil menunjuk gang yang agak jauh.
"Kita tanya aja deh daripada nyasar," timpal yang lain.
Saya yang sedang berkutat dengan ponsel pun jadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Apalagi menyangkut gang rumah saya. Ada apa gerangan? Mereka mencari apa?
"Nggoleki opo, Le?" tanya suami yang tiba-tiba muncul dari gang rumah.
"Anu, Pak. Madosi Guo Jepang!" jawab salah seorang anak terbesar.
Kening saya mengkerut. Gua Jepang? Di sini?? Selama saya hidup di sini, tidak ada yang namanya Gua Jepang. Mendengarnya pun tidak. Apalagi saya selalu ingin tahu dengan hal-hal baru. Tapi kalau soal Gua Jepang, memangnya ada?
"Gak ono Guo Jepang nang kene!" jawab suami saya sambil tersenyum. Mungkin dia juga berpikir sama seperti saya. Ya, memang selama kami menikah, dia sama sekali tidak mendengar kabar soal Gua Jepang yang dicari oleh anak-anak tersebut.
"Memang warga di sini tidak ada yang tahu kok. Tapi teman saya pernah mengunjungi Gua Jepang tersebut. Katanya di belakang pasar Kepanjen, ya di daerah ini." (Baca selengkapnya)