Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi baru dengan menggalakkan pupuk
dan pestisida organic bagi warga Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kota Malang
(12/4/2021).
Pupuk
dan pestisida buatan mahasiswa UMM yang tergabung dalam kelompok progam Pengabdian
Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 96 Gelombang 4 Tahun 2021 dilatarbelakangi
oleh mata pencaharian warga Desa Selorejo sebagian besar (99%) adalah petani jeruk.
Salah
seorang petani jeruk sekaligus peternak kambing di Desa Selorejo, Bapak Sukari sempat
bertanya terkait bahan baku pembuatan pupuk dan pestisida organik.
Diketahui
bahwa pupuk organik yang dibuat oleh mahasiswa UMM terbuat dari kotoran kambing
yang diolah dengan mencampurkan cairan EM4 dan moulase atau gula. Sedangkan untuk
pestisida organic terbuat dari bahan-bahan yang dapat ditemukan di sekeliling kita
yakni bawang putih dan lidah buaya yang diblender kemudian dicampur air.
“Kami
menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, dengan biaya yang sangat murah bahkan
tidak mengeluarkan biaya. Pupuk dan pestisida organic ini kami klaim dapat menghemat
biaya perawatan pohon jeruk dan lebih ramah lingkungan”, pungkas Imam Fahrudin,
coordinator progam Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 96
Gelombang 4 Tahun 2021
“Kalau
begini merawat jeruk tidak perlu menutupi hidung agar bau bahan kimia tidak tercium
atau takut terkena kulit, pupuk dan pestisida yang ini bahan-bahannya aman”, tutur
Pak Sukari sewaktu pengaplikasian pupuk dan pestisida organik.
Dibuatnya pupuk dan pestisida organik ini diharapkan dapat membuat petani jeruk dapat menghemat anggaran perawatan pohon jeruk. Manfaat lain dari penggunaan pupuk dan pestisida organik adalah jeruk yang dihasilkan lebih sehat alami.Yang terpenting lainnya adalah bahan-bahan yang ramah lingkungan.