Latest News

Ini Dia, Cara Bangun Merit System untuk Ciptakan Bisnis Berkelanjutan

Satu-satunya cara memastikan bisnis atau organisasi kita bertahan dalam jangka waktu yang lama, adalah dengan membangun merit system. Sistem keorganisasian yang adil bagi seluruh pihak. No more inequality, no more discrimination.

Bukan sistem yang timpang, sistem yang hanya menguntungkan sebagian pihak saja, namun merugikan yang lain. Ingat, bila ada segelintir saja pihak yang merasa dirugikan, terlebih merasa terdzalimi, akan menjadi ancaman bagi keberlanjutan organisasi.

Merit system artinya juga sistem yang jelas, aturannya sangat jelas, sehingga bila terjadi pelanggaran dalam sistem akan terlihat terang benderang. Dengan aturan yang jelas, organisasi akan mudah diaudit. Aturan yang jelas juga akan menimbulkan rasa aman bagi seluruh pihak.

Namun selain aturan yang jelas, juga dibutuhkan Pemimpin yang berpihak kepada kebenaran. Pemimpin yang sama terang-benderangnya dengan aturan yang telah dibuat. Pemimpin yang konsisten walk the talk, talk the walk. Orang kata, pemimpin yang bisa menjadi suri tauladan.

Kita membaca sejarah, di masa lalu ada Ratu Sima yang hampir-hampir memotong tangan anaknya sendiri, lantaran putra mahkota tersebut menyenggol kantong emas yang tercecer di tengah jalan. Padahal kerajaannya dikenal sebagai kerajaan yang merit. Sebegitu jujur dan transparan rakyatnya waku itu, sudah setahun lebih kantung emas itu tercecer dan tidak ada yang tertarik untuk mengambilnya.

"Leader can be wrong, But Leader Can't be Unclear", demikian kata Toyotomi Hideyoshi, Kanselir Jepang yang bersama tiga serangkai Oda Nobunaga & Ieyashu berhasil mempersatukan Jepang pada masa Sengoku. Pemimpin bisa saja membuat keputusan yang salah, tapi pemimpin tidak boleh bersikap tidak jelas.

Hukum yang adil bagi semua, dilengkapi dengan pemimpin yang jelas dalam bersikap, akan menumbuhkan kepastian hukum. Kepastian hukum akan menumbuhkan rasa saling percaya. Rasa saling percaya, akan menumbuhkan sikap ksatria dan kesediaan berkorban (saling melindungi entitas).

Namun sebaliknya, tidak adanya kepastian hukum akan menumbuhkan egosentris. Sebuah perasaan tidak aman yang terus dipupuk oleh ketidakadilan nan disirami rasa saling curiga. Mendorong manusia untuk mengamankan dirinya sendiri. Jika ada kesempatan, perlu juga jegal sana-sini sebelum dia dijegal, pikirnya.

Nah sekarang sudah tahu bukan, mengapa tidak ada pilihan lain selain membangun Merit System jika ingin Bisnis atau Organisasi kita bertahan dalam jangka waktu yang lama?

Bagaimana Cara Membangun Merit System...

1. Buat Aturan yang jelas
2. Jalankan aturan dengan konsisten
3. Jadilah teladan, katakan yang benar itu benar, yang salah itu salah
4. Berikan penghargaan bagi yang berprestasi
5. Terapkan hukuman bagi yang bersalah

Coach Dr. Fahmi memberikan kutipan yang paling menohok, cara menghindari deffect (salah cetak) yang disebabkan oleh aturan yang tidak jelas, ditambah penerapan aturan yang tidak konsisten. Berikut kutipannya; 

"Jangan melakukan kesalahan. Jangan mencontohkan kesalahan. Jangan menerima hasil yang salah. Jangan memaklumi kesalahan. Jangan membiarkan kesalahan berlanjut. Jangan membuat peraturan yang memungkinkan tim Anda berbuat salah, kecuali karena ia melakukannya dengan sengaja."

Demikian cara Coach Dr. Fahmi mengajarkan cara membuat aturan yang jelas, serta madzhab penerapan yang super duper tegas.

Aturan yang jelas, akan meminimalisir kesalahan dan pelanggaran. Aturan yang jelas akan menjadi koridor seluruh tim bekerja dengan perpektif yang sama. Aturan yang jelas akan mendorong tim bekerja maksimal, tanpa takut dicurangi. Aturan yang jelas, tidak memberi ruang subjektifitas. Aturan yang jelas ditambah konsistensi/kepatuhan, akan membuat mereka yang melenceng akan malu sendiri. Pilihannya memperbaiki diri, atau keluar sendiri.

Nah, sekarang mari kita melongok ke dalam organisasi kita sendiri. Aturan tentang apa dulu, yang harus segera diperjelas di Organisasi & Bisnis Kita?

Oleh Iqrok Wahyu Perdana
Penerima Anugerah "The Best Sustainable Business Inspirator 2024"
dari Indonesia Award Magazine