Latest News

Program Museum Keliling Dikbud Kota Malang, Siswa Pelajari Arca Langsung dari Sejarawan




Malang, 30 September 2024 – Program Museum Keliling yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang kembali memukau para siswa. Pada Senin (30/9), acara yang mengusung koleksi dari Museum Mpu Purwa ini sukses diadakan di SMPN 16 Malang, dengan menghadirkan dua koleksi arca legendaris, yaitu Arca Ganesya dan Arca Dewi Durga. Program ini menjadi ajang pembelajaran yang menarik, di mana para siswa diajak untuk mengenal lebih dekat tentang sejarah dan filosofi di balik arca-arca tersebut.

Menurut Nurman Candra, Pamong Budaya dari Dikbud Kota Malang, program Museum Keliling 2024 ini menyasar lima sekolah di Kota Malang. Sejumlah sekolah yang telah mengadakan program serupa sebelumnya antara lain Cor Jesu, SMPN 3 Malang, SMPN 7 Malang, SDN Bandungrejosari 1, dan terakhir SMPN 16 Malang. "Lima sekolah ini sangat antusias mengikuti program ini, bahkan Kasek SDN Bandungrejosari meminta kami mendampingi outing kelas 6 di Candi Badut," kata Nurman Candra.

Program ini bertujuan untuk memperkenalkan Museum Mpu Purwa kepada generasi muda dan memberikan wawasan lebih tentang berbagai koleksi yang ada di museum tersebut. Museum Mpu Purwa sendiri adalah salah satu dari dua museum yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Malang. Museum ini memiliki koleksi benda-benda bersejarah yang berasal dari era Kanjuruhan, Singosari, hingga Majapahit. Pada tahun 2004, museum ini diresmikan oleh Wali Kota Malang, Peni Suparto, dan sejak 2014 mendapatkan dana revitalisasi untuk memperbaiki layout dan fasilitasnya. Baru pada 2018, Museum Mpu Purwa diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Muhadjir Effendy.

Nama “Mpu Purwa” dipilih untuk museum ini karena Mpu Purwa adalah seorang tokoh agama yang dihormati di wilayah tersebut dan dikenal sebagai ayah dari Ken Dedes. Mpu Purwa merupakan sosok yang sangat berpengetahuan dalam bidang kitab suci, dan diharapkan dengan nama ini, museum dapat memberikan pengetahuan sejarah secara visual, khususnya bagi generasi muda.

Dalam program museum keliling ini, siswa diberikan penjelasan mengenai berbagai koleksi yang ada di Museum Mpu Purwa. Nurman Candra memaparkan bahwa koleksi museum terdiri dari 136 artefak berbahan dasar andesit, termasuk beberapa masterpiece seperti Buddha Aksobya, Makara Dinoyo, Prasasti Muncang, Brahma Catur Putra yang memiliki empat wajah, dan prasasti Dinoyo 2. Koleksi lainnya juga mencakup artefak dari berbagai periode sejarah, dari Kanjuruhan hingga Majapahit.

Salah satu sorotan utama dari program ini adalah kehadiran Rakai Hino Galeswangi, seorang sejarawan dan dosen Universitas Negeri Malang, yang menjadi narasumber utama dalam sosialisasi ini. Rakai menjelaskan tentang ikonografi arca dan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang Arca Ganesya dan Dewi Durga. Ia juga mengajak siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan ini dengan cara membuat permainan sederhana, seperti menaruh tangan di atas tangan teman, di mana setiap kali mendengar kata “Ganesya”, siswa harus menepuk tangan teman mereka.

Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang sejarah dan ikonografi arca, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya langsung kepada narasumber. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan atau bertanya mendapat hadiah menarik berupa payung. "Acara ini sangat bermanfaat karena anak-anak bisa menambah wawasan, khususnya tentang bahasa Sansekerta dan koleksi arca yang belum mereka ketahui sebelumnya," ujar Cahaya Fitri Nata Wardhanie, Waka Kesiswaan SMPN 16 Malang.

Antusiasme para siswa terlihat jelas selama acara berlangsung. Banyak di antara mereka yang aktif bertanya dan berdiskusi tentang berbagai topik yang diangkat oleh narasumber. Program Museum Keliling ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membangkitkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan budaya daerah di kalangan generasi muda. 

Dengan dilaksanakannya program ini di berbagai sekolah, diharapkan para siswa semakin mengenal dan mencintai sejarah budaya Indonesia. Selain itu, diharapkan kegiatan ini juga dapat memotivasi mereka untuk lebih menghargai peninggalan budaya yang ada di sekitar mereka. (cak)